Cerita Ngentot Vagina Ibu Hamil, Siang itu… Vivi baru aja pulang dari
sekolah. Dia lagi sebal, karena tidak seorangpun yang menjemputnya.
Padahal biasanya dia selalu ada yang menjemput, khususnya supir
keluarganya. Sudah ditelpon berkali-kali, mulai dari HP maminya, HP
supirnya, telepon rumah, tetapi tidak ada yang mengangkat. Akhirnya dia
putuskan untuk pulang naik taksi.
Sesampainya di rumah, Vivi segera
masuk kedalam dan mencari supir keluarganya. Hendak didamprat.
Hehehe…Biasa. Putri tunggal selalu judes dan manja. Dia melihat mobil
yang biasa dibawa sang supir terparkir didalam garasi. Hal itu membuat
dia semakin kesal. Dia berpikir sang supir pasti ketiduran.
Dengan
emosi dia segera menuju kekamar belakang tempat supirnya biasa
beristirahat. Namun dia tidak menemukan siapapun disana. Bahkan,
pembantu-pembantunya yang lain juga kok pada “menghilang”. Setelah
mencari kesana kemari tanpa hasil, Vivi akhirnya sedikit reda emosinya.
Dia lalu naik ke atas dan menuju kekamarnya. Setelah mengganti baju
seragamnya dengan pakaian yang lebih nyaman, dia segera merebahkan
tubuhnya ke ranjang.
Selama beberapa waktu, diatas ranjang Vivi cuman
bisa balik kiri, balik kanan. uh…nampaknya dia tidak bisa tertidur.
Biar udara dikamarnya cukup sejuk, ada sesuatu yang menghalanginya
tertidur. Entah kenapa dia merasa ada yang mengganjal didalam hati.
Kemudian
dia mendengar suara pintu kamar ortunya dibuka. “Wah, mami dirumah
to…”, demikian pikirnya. Dia lalu meloncat turun dari ranjang dan keluar
dari kamar. Vivi hendak “mengajukan” keluhan karena tidak seorangpun
yang menjemputnya dari sekolah.
Begitu dia keluar kamar, wah…dia
cuman melihat sang supir keluar dari kamar ortunya dan menuju ke tangga.
Melihat ada Vivi disana, supir itu nampak terkejut. Dengan cepat Vivi
menanyakan, kenapa kok tadi dia tidak dijemput.
Yudi, sang supir,
sedikit gelagapan dengan pertanyaan itu. Intinya dia minta maaf karena
tidak bisa menjemput karena ada sedikit keperluan. Lalu dia buru-buru
pamit dan turun ke bawah. Vivi bahkan tidak sempat bertanya untuk apa
dia ada didalam kamar ortunya.
Curiga kalo Yudi mengambil sesuatu
dari dalam kamar tersebut, Vivi segera menuju kesana dan masuk kedalam.
Wah, ternyata didalam ada maminya yang sedang tertidur pulas. Vivi jadi
berpikir macam2. Jangan-jangan ada sesuatu antara maminya dengan Yudi.
Dengan perasaan tegang, dia mengawasi isi dari kamar tersebut.
Hatinya
semakin gundah. Di lantai kamar nampak berserakan kaus dan rok yang
biasa dipakai maminya. Juga tergeletak sepotong bra hitam dan CD hitam.
Duh. Masa sih maminya selingkuh dengan Pak Yudi? Demikian pikirnya.
Tiba-tiba
mata Vivi berkaca-kaca. Dia sungguh tidak menyangka, kalo maminya
sangat mungkin ada affair dengan Pak Yudi, supirnya sendiri. Bibirnya
bergetar, menahan tangis yang bisa meledak kapan saja.
Akhirnya,
karena tidak kuat menahan perasaannya, dia segera berlari kedalam
kamarnya sendiri dan menangis sejadi-jadinya. Hatinya terasa hancur.
Maminya, yang selama ini selalu memberi nasehat tentang kesetiaan,
tanggung-jawab dan moral ternyata tak lebih dari seorang wanita yang
selingkuh terhadap papinya. Vivi merasa sangat kesal dan perasaannya
remuk redam.
Sudah beberapa hari ini Vivi bersikap dingin kepada
maminya. Jika diajak bicara, Vivi cuman jawab seadanya, itupun dengan
nada datar. Tentu sang ibunda merasa sedih, apalagi dia tidak mengetahui
alasan yang sebenarnya.
Minggu demi minggu pun berlalu. Namun rasa
kesal dan dendam dihati Vivi masih belum juga hilang. Dia lalu bertekat
ingin memergoki secara langsung saat maminya berselingkuh dengan Pak
Yudi.
Akhirnya datang juga saatnya. Waktu itu, sekitar bulan November
beberapa tahun yang lalu. Sepulang dari sekolah, dia lalu
mengendap-endap naik kelantai atas dan berjalan menuju ke kamar ortunya.
Jantung berdegub semakin kencang, mendengar suara rintihan maminya dari
dalam kamar. Vivi lalu menempelkan kupingnya ke pintu kamar. Selain
suara maminya, dia juga mendengar desahan penuh nafsu dari seorang
lelaki. Ya, dia mengenali suara itu. Itu suara Pak Yudi !
GUBRAK!!!
Vivi
membuka pintu kamar ortunya dengan keras sampai membentuk tembok kamar
bagian dalam. Dia lalu menatap tajam kearah ranjang dengan penuh emosi.
“Duh”, katanya jantungnya serasa ingin copot, berdegub terlalu keras.
Dia
melihat maminya sedang terlentang tanpa busana diranjang. Supirnya, Pak
Yudi sedang asyik menyetubuhinya dari atas. Mereka masih dalam posisi
berpelukan dan berciuman bibir saat Vivi tiba-tiba menyeruak masuk.
Ibunda
Vivi tentu sangat kaget namun tidak bisa berbuat apa-apa. Semua sudah
terlambat. Namun Pak Yudi masih terlihat tenang, serasa tidak terjadi
apa-apa. Dia masih asyik menggoyang tubuh maminya Vivi dengan santai,
seakan memang sengaja ingin menunjukkan hal itu.
Saya tidak tahu
persis apa yang terjadi dengan maminya Silvi+Pak Yudi (karena tidak ada
ceritanya). Yang pasti, setelah melihat itu, Vivi segera kembali kedalam
kamar, menangis dengan keras.
Besok paginya, saat Vivi bangun,
diamelihat maminya sudah berdiri ditepi ranjang, membelai kepalanya
dengan lembut. Dengan perasaan muak, dia membuang muka dan segera turun
dari ranjang. Sambil menangis, maminya ingin mengajaknya berbicara namun
Vivi tidak menghiraukannya. Didalam hatinya sudah tidak ada lagi yang
namanya respek/hormat. Yang ada hanyalah perasaan kesal, kecewa dan
dendam.
“Pak Yudi, kenapa kamu affair sama mami?”, tanya Vivi ketus.
Saat itu, mereka sedang didalam mobil, sepulangnya Vivi dari sekolah.
Awalnya, Pak Yudi tidak menanggapi pertanyaan anak majikannya itu.
Namun, karena terus didesak dengan nada yang ketus, akhirnya Pak Yudi
menjawab juga.
“Lha, mami kamu yang mau kok.”, ujarnya enteng.
“Bohong ! Ga mungkin mami mau sama orang kayak kamu!”, sahut Vivi ketus.
Pak Yudi terkekeh.
“Terserah nik. Mau percaya ya udah, ga percaya ya
udah. Tapi lah wong begitu kenyataannya.”, ujar Yudi. “Coba kamu pikir
lah nik. Mana berani saya menggoda mami kamu kalo dia nggak kasih tanda
dulu.”
“Maksudmu?”, tanya Vivi lagi, masih dengan nada ketus. “Ya
mami kamu yang mau sama saya. Saya cuman melayani kemauan ibu saja.
Soalnya mami kamu kan ada kebutuhan, sedang bapak ngga bisa kasih.”,
ujar Yudi.
“Awalnya mami kamu bilang cuman mau ‘pegang2′ saja. ya
saya sih nurut aja sama mami kamu. Ga tahunya kita maen beneran. Eh,
Trus mami kamu ketagihan ama saya.”, ujarnya lagi, sambil tertawa
ringan. “Mungkin saya ini menarik dimata mamimu.”
Yudi memang cukup
ganteng. Usianya masih muda, sekitar 23 tahun. Badannya cukup tegap dan
berkulit gelap, mungkin karena dulu dia pernah sebagai pekerja kasar
seperti kuli bangunan / kuli angkut barang di pasar induk (berjemur).
Vivi
terdiam. Papinya memang jarang pulang dirumah. Suara bising lalu-lintas
samar-samar masih terdengar. Tak lama kemudian, mereka sampai dirumah.
Vivi segera masuk kedalam rumah, sedang Yudi membuka bagasi mobil dan
mengambil barang-barang bawaan Vivi dari sekolah tadi. Cukup banyak
barangnya, soalnya semuanya itu adalah untuk keperluan bazaar di
sekolah.
Setelah meletakkan tumpukan barang-barang tersebut digarasi,
Yudi menunggu Vivi diruang tamu bawah, menunggu kepastian mau disimpan
dimana peralatan masak tersebut. Setelah ditunggu selama beberapa menit,
nampaknya tidak ada tanda-tanda Vivi turun dari atas. Tak sabar
menunggu, dia lalu beranjak dari kursi dan naik keatas menuju ke
kamarnya Vivi.
Setelah pamit dan masuk kedalam kamar, Yudi melihat
Vivi sedang duduk termenung ditepi ranjang. Dia masih memakai seragam
sekolahnya. Kondisi mental Vivi saat itu sedang hancur. Dia tidak tahu
lagi tentang panutan hidup.
Yudi lalu ikutan duduk disampingnya.
Entah kenapa tiba-tiba ada keinginan dari dirinya untuk menikmati Vivi
juga. Dia lalu mengajak Vivi bercakap-cakap.
Perlahan tapi pasti,
Yudi merasa “pertahahan” Vivi semakin mengendor. Dia sudah bisa
bercanda, walau masih dalam takaran yang minim.
Saya tidak tahu
bagaimana ceritanya, yang pasti kemudian Yudi sudah berhasil menciumi
Vivi. Tangannya pun bergerilya, meremasi payudara gadis cantik ini.
Yudi
lalu pelan-pelan membuka kancing kemeja seragam sekolah Vivi. Tak ada
reaksi penolakan. Yudi semakin bersemangat. Setelah berhasil melepas
kemejanya, dia lalu memeluk Vivi dan menciuminya dengan penuh nafsu.
Vivi cuman diam saja sambil memejamkan mata, membiarkan tubuhnya dijamah
oleh supirnya ini.
Tak puas sampai disini, Yudi lalu melepas bra
putih yang dipakai oleh Vivi. Setelah itu, dia segera menyedot puting
payudara Vivi dengan penuh nafsu. Bagi Vivi, ini adalah pertama kalinya
seorang lelaki menyentuh tubuhnya. Dia belum pernah pacaran.
Beberapa
menit kemudian, yang bisa diceritakan adalah Vivi sudah dalam keadaan
bugil. Yudi juga demikian. Segera direbahkannya Vivi keranjang dan Yudi
pun mulai mempraktekkan keahliannya. Dijilat dan disedotnya vagina Vivi
yang masih perawan itu dengan penuh gairah. Vivi cuman mengerang kecil,
menahan rasa nikmat untuk pertama kalinya.
Setelah Yudi merasakan
vagina Vivi sudah siap, dia lalu melepas celana dalamnya dan menyembulah
senjata andalannya. Ukurannya yang cukup besar membuat vivi terbelalak.
“Tenang saja. Mami kamu menyukai anuku ini lho. Aku jamin kamu juga bakal suka.”, ujar yudi enteng, menyeringai.
Dia
lalu menggesek-gesekkan penisnya yang kokoh itu pas dibelahan vagina
Vivi yang semakin basah. Vivi melenguh. Dia baru pertama kali ini
melihat penis seorang lelaki dan lagi penis tersebut sekarang sedang
digesekkan ke alat vitalnya.
Karena sudah tidak sabar ingin
menyetubuhi Vivi, Yudi lalu memposisikan penisnya pas didepan lubang
kenikmatan tersebut dan mendorongnya. Vivi tersentar kedepan, dia
merasakan sakit divaginanya. Yudi lalu mencoba untuk menusuknya sekali
lagi namun gagal.
“Kamu masih perawan ya nik?”, tanya Yudi penuh
harap. Vivi mengangguk dengan lemah. Kita bisa melihat sebuah senyum
penuh kemenangan merias wajah Yudi. “Sip nik. Nanti sakit bentar aja
kok, abis itu pasti minta lagi. Hahaha”, tawa Yudi.
Dia lalu dengan
segera menusukkan penisnya kedalam vagina Vivi yang masih sempit itu.
Vivi berteriak kesakitan saat alat kelamin Yudi yang kokoh itu mulai
masuk dan membelah vaginanya. Erangan kesakitan Vivi malah menambah
nafsu supirnya itu. Lalu dengan sodokan penuh tenaga, Yudi memasukkan
seluruh penisnya kedalam vagina gadis amoy ini.
“Oh…”, erangan penuh
nikmat dari Yudi diiringi oleh teriakan kesakitan oleh Vivi. Meleleh-lah
air mata gadis cantik ini. Hatinya semakin kacau. Dia tidak menyangka
bisa berbuat sampai sejauh ini. Dia tidak menyangka bahwa lelaki
pertamanya, lelaki yang merenggut keperawanannya adalah supirnya
sendiri.
Yudi dengan ganas mengkocok penisnya didalam vagina Vivi.
Dia merasa di “surga” dunia, menyetubuhi seorang gadis cantik yang masih
perawan. Diciumnya bibir Vivi dengan penuh gairah. Vivi cuman diam
sambil mengerutkan dahi menahan sakit divaginanya.
Namun setelah
beberapa waktu kemudian, perlahan-lahan Vivi merasakan ada yang aneh.
Rasa sakitnya berangsur-angsur menghilang dan dia merasakan sebuah
sensasi kenikmatan yang semakin lama semakin kuat. Yudi terus
menyetubuhi gadis ini dengan penuh gairah.
“Uh…kamu seksi sekali nik.
Sama putihnya kayak mami kamu…uh…tapi lebih enak.”, ujar Yudi. Vivi
cuman diam saja. Dia semakin menikmati dirinya disetubuhi dengan kasar
oleh supirnya ini.
Menit demi menit berlalu. Tiba-tiba Vivi merasakan
ada denyutan yang menggelora dari dalam tubuhnya. Dia tidak tahu apa
itu, tetapi gelora itu semakin lama semakin kuat. Erangan sensual
semakin terdengar keras keluar dari mulutnya. Yudi keliatannya mengerti.
Dia semakin kerasa mengkocok penisnya didalam vagina Vivi sambil kedua
tangannya meremas dengan gemas payudara Vivi yang putih itu.
“oh…oh…mas…ah…”,
erang Vivi, semakin intens. Akhirnya, dengan sebuah sentakan
kebelakang, vagina Vivi mencengkeram dengan keras penis Yudi yang sedang
berada didalam. Vivi memeluk Yudi dengan erat sambil menyambut
datangnya orgasme dia yang pertama.
Beberapa detik kemudian, gelora
kenikmatan itupun menurun. Mata Vivi masih terpejam, merasakan nikmatnya
orgasm yang baru saja dia dapatkan. Yudi tidak tinggal diam. Dia lalu
mengkocok dengan keras penisnya didalam vagina Vivi. Saking kerasnya,
sampai payudara Vivi bergoyang kedepan dan kebelakang mengikuti irama
gerakan sang supir itu.
Tanpa menunggu terlalu lama, Yudi lalu
mencabut penisnya dan mengkocoknya. Dia lalu mengerang dengan penuh
nikmat sambil menyemprotkan spermanya. Selama beberapa detik dia
menikmati sensasi seksual tersebut. Setelah selesai, dia pun merebahkan
dirinya keranjang. Nafasnya masih tersengal-sengal. Vivi diam saja
sambil menoleh ke samping, memandangi supirnya.
“Enak kan non?
Makanya mami kamu sampe ketagihan…”, ujar yudi sambil senyum. Vivi diam
saja sambil membersihkan ceceran sperma disekujur tubuhnya, diwarnai
oleh merahnya darah yang keluar dari vaginanya.
Yudi lalu mengenakan
pakaiannya dan keluar dari kamar, meninggalkan Vivi sendiri didalam
sambil menangis, menyesal atas apa yang sudah terjadi.
Sejak saat
itu, Yudi semakin betah bekerja di keluarnya Vivi. Dia dapat dengan
mudah mendapatkan seks gratis. Dari maminya Vivi, dia mendapat uang
sebagai balas jasanya. Sedangkan dengan Vivi, dia bisa mendapatkan seks
kapanpun dengan seorang gadis muda yang cantik.
Sampai suatu saat,
Vivi akhirnya hamil. Rekan-rekan dapat membayangkan betapa murkanya sang
ayah dan ibunya. Sidang keluarga segera digelar dan terbongkar bahwa
Yudi adalah sang ayah dari bayi yang dikandung didalam rahim Vivi.
Walau
Yudi bersedia bertanggung-jawab, namun orang tua Vivi tidak bisa
menerimanya. Karena kesal tidak mendapat restu menikah dengan Vivi, Yudi
akhirnya membongkar juga skandal dengan sang ibunda. Tambah nggak
karuan deh.
Orang tua Vivi akhirnya bercerai. Karena sebenarnya pihak
yang kaya adalah dari maminya Silvi, ayah Vivi diberi pembagian harta
gono-gini dan keluar dari rumah. Yudi dipecat dengan tidak hormat dari
pekerjaannya.
Cerita paling santer yang saya dengar adalah Vivi
dibawa ke luar negeri untuk menggugurkan kandungannya. Setelah itu, dia
melanjutkan studi SMA-nya yang tertinggal di luar negeri juga.
Terakhir
saya ketemu dengan Vivi beberapa hari yang lalu. Wajahnya nampak segar.
Tubuhnya sedikit gemuk, namun justru menambah keseksiannya. Hehehe… Dia
sekarang sudah bekerja di sebuah perusahaan asing di LN.
Dia berkata
bahwa pengalaman buruknya adalah sebuah pelajaran. Dia berharap tidak
ada seorang gadis pun didunia ini yang melakukan kesalahan setotol itu.
Hm…baguslah. Let’s hope !!
mantap bos
mampir juga disini http://ceritamesum.kentu.net
[img]http://perangsangampuh.com/img/p/172-670.jpg[/img]
Vagina pantat nungging alat bantu sex pria dua lubang terbuat dari silikon tekstur permukaan halus bagaiakan kulit wanita sebenarnya tidak mudah robek didesain menyerupai pantat wanita nungging sehingga terlihat jelas anus dan vagina lengkap dengan bulu-bulu halus di sekelilingnya. Alat bisa getar dan bersuara memberikan Anda pengalaman lebih menyenangkan dalam beronani.
Spesifikasi
Bahan 100% silikon.
Lebar 20 cm.
Panjang 18 cm.
Tinggi 16 cm.
Sumber daya 3 buah baterai ukuran AAA 1.5 V.
Negara asal China.
Isi dalam kemasan
1 buah vagina pantat nungging.
1 buah remot kontrol yang terhubung dengan 2 buah kapsul.
1 botol pelicin.
1 buah logam penghangat.
Cara pakai
Letakkan alat pada tempat sesuai selera.
Masukkan 3 buah baterai ukuran AAA 1.5 V pada remote kontrol.
Masukkan 2 buah kapsul penggetar pada ujung alat.
Beri pelicin pada lubang vagina maupun lubang anus secukunya.
Pijit tombol remote secara bergantian untuk menghidupakan alat getar maupun suara.
Alat siap dipergunakan.
Pesan sekarang !
Hubungi 085852087449